SketsaIndonesia.co.id, Tangerang – Guna mensinergikan dunia pendidikan dengan dunia industri Pemkot Tangerang melalui Dinas Ketenagakerjaan menggelar Focus Grup Discusion. Kegiatan yang berlangsung di Griya Ganesha PT. Gajah Tunggal Tbk Kecamatan Jatiuwung di hadiri 30 peserta, Kamis (22/6/2023). Peserta yang hadir perwakilan anggota Apindo dan juga perwakilan dari beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Kota Tangerang.
Kepala Dinasker Kota Tangerang, Ujang Hendra Gunawan menjelaskan kegiatan Focus Grup Discusion ini di gelar untuk mensinergikan antara dunia pendidikan dan dunia industri yang saat ini sudah banyak sekali melakukan inovasi.
“Semakin hari semakin banyak inovasi dalam bidang industri yang harus kami selaraskan terhadap dunia pendidikan saat ini tentunya” ucap Ujang.
Lanjut Ujang, kegiatan ini juga bersama-sama kita samakan persepsi bahwa di dunia industri saat ini sangat membutuhkan tenaga kerja khususnya berada di Kota Tangerang yang siap kerja. Setelah kegiatan sinergikan dunia pendidikan dengan dunia industri di harapak bisa menurunkan angka pengangguran di Kota Tangerang.
Sementara itu, narasumber yang dihadirkan dari berbagai pihak, diantaranya Fahrizal selaku Koordinator BBPPV Bekasi dan Hartoyo selaku HRD Manager PT. MAYORA.
“Kami pun menghimbau kepada para guru SMK bisa melakukan inovasi saat pembelajaran dan praktek di sekolahnua masing-masing agar nanti jika anak didiknya Praktek Kerja Lapangan (PKL) di dunia industri tidak merasa kaget dan tinggal melanjutkan apa yang sudah biasa di lakukan saat bekerja”Lanjut Indri.
HRD Manager PT. Mayora Hartoyo mengatakan di dalam pemaparanmya memfokuskan kepada sumber daya manusia karena dalam dunia industri mempunyai 3 fokus yaitu attitude, knowledge, skill. Tetapi dalam dunia pekerjaan selalu di utamakan mengenai attitude karena skill dan knowledge bisa di ajarkan di sekolah tetapi knowledge harus difokuskan lebih oleh para pendidik saat ini.
“Saat ini sudah 80% kami mensinergikan dunia pendidikan dengan dunia industri di Kota Tangerang walupun setiap sekolah berbeda cara dalam pengaplikasiannya ,” ungkap Hartoyo.(*)