SketsaIndonesia.co.id, Tangerang – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terus melakukan upaya dalam mengatasi permasalahan gizi di Kota Tangerang. Melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), berbagai program pun telah dilakukan guna menekan prevalensi stunting yang saat ini berada pada angka 11,8% berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022.
Dalam kasus gizi buruk, sejak 2018 silam Pemkot Tangerang telah meluncurkan program Tatalaksana Gizi Buruk agar Segera Pulih (Laksa Gurih). Ini ditujukan untuk mengatasi gizi buruk pada balita di Kota Tangerang secara komprehensif. Tak hanya itu, program ini juga diharapkan dapat mencegah terjadinya stunting pada balita. Dimana program ini dilakukan dengan deteksi dini melalui Posyandu, Puskesmas, serta kunjungan ke rumah.
Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, mengungkapkan sebelum dilaksanakan inovasi Laksa Gurih, terdapat 162 orang balita yang mengalami gizi buruk berdasarkan indeks berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan (BB/PB atau BB/TB) di tahun 2017. Dan pada akhir tahun 2022, tersisa 34 balita yang masih mengalami gizi buruk.
“Kondisi ini menunjukkan bahwa upaya peningkatan status gizi pada balita gizi buruk melalui inovasi Laksa Gurih berjalan dengan cukup baik. Setiap balita dengan gizi buruk yang ditemukan dilakukan tatalaksana sesuai dengan kondisi yang ditemukan. Program ini tersebar di 39 Puskesmas, serta kader pendamping yang tersebar di 13 Kecamatan, 104 Kelurahan dan 1092 Posyandu di Kota Tangerang,” ungkapnya.
Sementara itu, pelayanan yang dilakukan pada program Laksa Gurih ialah berupa intervensi terhadap kasus gizi buruk yang ditemukan sesuai dengan tatalaksana gizi buruk. Dimana bekerjasama dengan Dokter Spesialis Anak bagi balita yang membutuhkan perawatan lebih lanjut di Rumah Sakit. Balita gizi buruk juga akan didampingi oleh satu orang kader yang melakukan kunjungan rumah.
Guna mendukung program Laksa Gurih, Dinkes Kota Tangerang bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang meluncurkan aplikasi Laksa Gurih sebagai pencatatan data lengkap setiap balita dan hasil pendampingan para kader menggunakan smartphone. Data kependudukan balita tersebut juga sudah terhubung dengan data kependudukan yang ada di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang. Selain itu, terdapat pula peta sebaran kasus gizi buruk serta rekap balita gizi buruk yang ditangani pada Dashboard aplikasi.
“Diharapkan program Laksa Gurih ini dapat terus berjalan dan pelaksanaannya bisa dilakukan secara maksimal. Serta kasus gizi buruk di Kota Tangerang dapat dicegah dan diatasi dengan baik. Sehingga menjadikan Kota Tangerang Kota yang Sehat dan Layak Huni,” ucap dr. Dini.(**)