SketsaIndonesia.co.id, Serang – Pemerintah Provinsi Banten berkolaborasi dengan Bunda Paud Provinsi Banten melakukan penguatan kader Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud). Program dikemas dalam pendampingan kader Implementasi Pendidikan Anak Usia Dini di Posyandu secara hybrid, daring dan tatap muka (luring).
Pendampingan kader Posyandu secara tatap muka dilaksanakan di di Gedung Negara Provinsi Banten Jl Brigjen KH Syam’un No. 5 Kota Serang, Jumat (13/9/2024). Dalam kesempatan itu para kader Posyandu mendapatkan pembekalan ilmu dan praktik dari Bunda Paud Provinsi Banten yang juga Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Dr Tine Al Muktabar, akademisi Universitas Pendidikan Indonesia Dr Leli Kurniawati dan Yeni Rachmawati PhD, dan akademisi Universitas Indonesia Dr Aan Listiana.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Masyarakat Desa Siti Ma’ani Nina dalam sambutan pembuka mengatakan program pendampingan kader Posyandu merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan pendidikan dan kesehatan anak usia dini Provinsi Banten. Menurutnya tumbuh kembang harus dijaga.
“Pendampingan kader untuk implementasi Pendidikan Anak Usia Dini di Posyandu,” ungkapnya.
“Kegiatan ini sangat strategis bagi pendidikan anak usia dini. Sebagai cikal bakal kekuatan bangsa,” tambah Nina.
Dikatakan, Anak-anak adalah aset bangsa yang harus disiapkan sejak dini agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk itu pendidikan di Posyandu memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan secara holistik, baik fisik, mental, sosial, maupun emosional.
para kader Posyandu dibekali pengetahuan dan strategi dalam mengimplementasikan program Pendidikan Anak Usia Dini (Paud).
Pendampingan ini diharapkan para kader bisa semakin Profesional dan terampil dalam mendampingi anak-anak, serta mampu memberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan usia dini dalam mempersiapkan bonus demografi dan Indonesia Emas tahun 2045.
Saat ini Provinsi Banten sudah memasuki bonus demografi, terlihat dari Angka kelahiran anak Provinsi Banten sebesar 1,96 persen di bawah angka ideal 2,1 persen.
“Anak-anak akan lebih kecil jumlahnya dibandingkan dengan orang dewasa,” ungkap Nina.
Melalui penguatan kader Posyandu melalui pendampingan kader dalam implementasi pendidikan anak usia dini, dan anak usia dini harus ditangani dengan baik agar mendapatkan Sumber Daya Manusia yang unggul. karena dengan menciptakan Sumber Daya Manusia yang unggul akan menjadi generasi yang kuat dan “Menjadi kekuatan besar bagi bangsa Indonesia,” ucapnya.
Masih menurut Nina, bonus demografi tidak datang otomatis. Bonus demografi harus dipersiapkan melalui pendidikan untuk memperkaya ilmu, ketrampilan, dan solusi. Sumber daya manusia dipersiapkan dimulai dari kebijakan pemerintah dengan tematik percepatan penurunan stunting.
Nina juga menjelaskan, Posyandu ke depan akan mengalami transformasi menjadi Posyandu Enam Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Posyandu akan bertransformasi dalam 6 standar pelayanan minimal. Posyandu akan terlibat dalam pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, ketentraman, ketertiban umum, perlindungan masyarakat dan sosial. Melalui Posyandu juga diharapkan memperkuat pembangunan desa dan kelurahan berkelanjutan. Saat in di Provinsi Banten ada 10.998 Posyandu.
Dalam laporannya, Ketua Pokja Bunda Paud Provinsi Banten Yayah Rukiyah mengatakan, dalam pendampingan kader, para kader Posyandu akan menerima ilmu dan mempraktikkan langsung. Penguatan kader Posyandu secara online dilakukan setelah dilaksanakan kelas online.
“Semoga ilmu pengetahuan ini bisa bermanfaat dan diaplikasikan. Pendampingan untuk memajukan pendidikan di Provinsi Banten,” pungkasnya.(*)