SketsaIndonesia.co.id, Banten – Berdasarkan Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, Selasa (01/10/2024), pada September 2024, inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Banten sebesar 2,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,46.
Untuk inflasi bulan ke bulan periode September 2024 – Agustus 2024 terjadi penurunan atau deflasi sebesar -0,26 persen. Sementara untuk inflasi tahun kalender September 2024 – Desember 2023 sebesar 0,78 persen.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran. Pada kelompok makanan, minuman dan tembakau naik sebesar 2,02 persen. Kelompok pakaian dan alas kaki naik sebesar 1,88 persen. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik sebesar 0,30 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik sebesar 2,53 persen.
Kelompok kesehatan naik sebesar 1,73 persen. Kelompok transportasi naik sebesar 0,68 persen. Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan naik sebesar 0,13 persen. Kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya naik sebesar 1,40 persen. Kelompok pendidikan naik sebesar 1,56 persen. Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran naik sebesar 4,59 persen. Serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya naik sebesar 6,31 persen.
Secara year to year, komoditas yang memiliki andil terhadap inflasi adalah emas perhiasan, kopi bubuk, nasi dengan lauk, sigaret kretek mesin, dan minyak goreng. Sementara komoditas yang memiliki andil deflasi adalah tomat, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, dan bawang merah.
Pada September 2024, perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 109,29 atau naik 0,38 persen dibanding bulan Agustus 2024, Indeks Harga Terima Petani sebesar 134,36, dan Indeks Harga Bayar Petani sebesar 122,94. Sementara Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) sebesar 113,88 atau turun 0,13 persen dibanding bulan Agustus 2024.
Sementara untuk nilai ekspor Provinsi Banten pada Agustus 2024 mencapai US$ 1.023,21 juta atau naik 4,46 persen dibanding Juli 2024 yang mencapai US$ 979,55 juta. Secara year to year nilai ekspor 4,51 persen dibanding Agustus 2023 yang mencapai US$ 1.071,59 juta. Penyumbang nilai ekspor terbesar adalah ekspor non-migas dengan komoditas besi dan baja yang mencapai US$ 107,67 juta dengan share 10,54 persen. Amerika Serikat sebagai negara tujuan ekspor utama dengan nilai US$ 1.106,81 juta.
Sementara untuk impor mengalami penurunan 7,75 persen menjadi US$ 3.265 juta. Impor didominasi non-migas dengan nilai US$ 2.860,14 juta. Peralatan mesin dan listrik sebagai yang terbesar dengan nilai US$ 506,16 juta atau 17,70 persen.(Adv)