Dinkes Banten Canangkan BIAN 2022 Untuk Melindungi Anak

Advetorial/Iklan373 Dilihat

Sketsaindonesia.id, Banten – Dalam rangka pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di Provinsi Banten, Dinas Kesehatan Provinsi Banten akan merencanakan pertemuan komitmen pelaksanaan Bulan Imunisasi Nasioanal, dengan adanya imunisasi (PD3I) meningitis dapat melindungi anak-anak dari penyakit yang membahayakan bahkan kematian terutama jika mengenai anak-anak yang belum mendapatakan imunisasi ruti lengkap.  Dengan adanya pandemi covid 19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak berjalan optimal.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinkes Banten Ati Pramudji Hastuti saat memberikan sambutan Komitmen Bersama Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 di rumah sakit EMC Kota Tangerang pada 17 Juni 2022.

Berdasarkan data Dinkes Provinsi Banten, cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) di Provinsi Banten tahun 2021 sebanyak 94,8% dan cakupan IDL sampai dengan Mei tahun 2022 sebanyak 40,5%. Kemudian Target IDL 2020 yaitu 92,9% dan capaiannya 91,3 %. Kemudian target IDL 2021 yaitu 93,6 % dan capaiannya 94,8%. Target IDL 2022 yaitu 90% dan capaiannya 40,5% (data Januari sampai Mei).

Sedangkan untuk kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) di Provinsi Banten sampai dengan Mei 2022, sudah terdapat 122 laporan suspek campak rubella, 48 AFP, dan 10 suspek difteri.

Ati mengatakan selama pencanangan BIAN 2022 diharapkan orang tua segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau pos pelayanan imunisasi untuk mendapatkan imunisasi rutin.

Selain menghindari anak dari penyakit berbahaya, kata Ati, manfaat imunisasi juga jauh lebih besar dibandingkan dampak yang ditimbulkan di masa depan.

Ia mengajak semua aparatur Pemerintah Banten untuk menyukseskan imunisasi anak di Banten. Ia mengajak mereka yang memiliki anak untuk melakukan imunisasi sesuai tahapan waktunya ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.

Lebih lanjut, Ia mengajak semua pihak untuk menyukseskan program pemerintah berupa Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dengan datang membawa anak berusia 9 bulan sampai 15 tahun ke fasilitas kesehatan terdekat.

Nantinya anak akan diberikan imunisasi untuk mencegah penyakit campak-rubella, Polio, difteri, pertusis, tetanus dan hepatitis.

“Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) meningitis, pneumonia. penyakit ini dapat mengakibatkan kesakitan, kecatatan dan bahkan kematian terutama jika mengenai anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi rutin lengkap,” ujarnya.

Adanya pandemi COVID- 19 mengakibatkan pelaksanaan imunisasi rutin tidak berjalan optimal. data beberapa tahun terakhir menunjukan terjadinya penurunan maupun imunisasi lanjutan yang cukup signifikan. Dampak menurunnya cakupan imunisasi rutin menimbulkan kekhawatiran terkait potensi munculnya kejadian luar biasa (KLB) terhadap potensi peningkatan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

“Sebagai bagian dari masyarakat global, Indonesia telat berkomitmen untuk mencapai target, goal global seperti mencapai eliminasi campak-rubela pada tahun 2023 serta mempertahankan indonesia bebas polio dan mewujudkan dunia bebas polio pada tahun 2026,” ujarnya.

Untuk mencapai eliminasi campak rubela, kata Ati, salah satunya perlu penguatan imunisasi rutin dengan melaksanakan pemberian imunisasi tambahan campak rubela yang sifatnya massal.

“Begitu juga dengan pencapaian eradikasi polio global dibutuhkan upaya imunisasi kejar untuk menutup kesenjangan imunitas. Dan memastikan anak-anak terlindungi dari virus polio dan sebagai langkah menekan terjadinya KLB PD3I,” ujarnya.

Ia mengatakan pelaksanaan kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Provinsi Banten akan dilaksanakan pada Agustus 2022. Kegiatannya meliputi pemberian imunisasi tambahan campak-rubella dan juga pemberian imunisasi pada anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap (Polio, IPV dan DPT /HB/ HIB) dengan sasaran anak usia 9-59 bulan untuk imunisasi tambahan campak rubella dan usia 12-59 untuk imunisasi kejar bagi anak yang belum lengkap imunisasinya.

“Dalam rangka menyukseskan pelaksanaan BIAN 2022 yang akan sama -sama kita laksanakan pada Agustus mendatang diperlukan komitmen dari seluruh pemerintah daerah kabupaten/kota, organisasi profesi, komda dan pokja KIPI, lintas program dan lintas sektor dengan secara serentak melaksanakan kegiatan BIAN sesuai dengan peran dan tugasnya masing-masing. Sehingga bisa mencapai target sasaran dengan waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan nasional. D.an bisa meningkatkan imunitas anak agar anak-anak Banten tumbuh menjadi anak yang sehat dan berkualitas,” ujarnya.

Kemudian peran dan tugasnya adalah dukungan pemerintah daerah yang dibutuhkan meliputi pembentukan pokja dengan melibatkan lintas sektor terkait, kebijakan penyediaan realokasi/refokusing anggaran, kebijakan penyebarluasaan informasi Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) kepada masyarakat, kebijakan penggerakan sasaran oleh semua pihak pemerintahan dan para tokoh agama dan masyarakat, kebijakan penambahan tenaga dukungan lintas sektor, organisasi profesi/agama/kemasyarakatan dan media massa.

Dukungan tenaga seperti vaksinator dan tenaga pendukung pelayanan imunisasi BIAN. Dukungan pendataan sasaran dan validasi data sasaran. Dukungan pelayanan imunisasi pada sasaran khusus/kondisi kesehatan tertentu oleh RS, IDAI dan IDI.

Dukungan fasilitas pelayanan BIAN. Dukungan pelayanan kejadian ikutan pasca imunisasi oleh pokja KIPI. Dukungan keamanan saat pelayanan dan paska pelayanan. Dukungan distribusi vaksin dan logistik ke wilayah terpencil/sulit.

Dukungan penyebarluasaan informasi tentang bian seperti manfaat imunisasi, sasaran, tempat & waktu pelayanan.bKemudian partisipasi media massa (cetak dan elektronik) dalam menerbitkan berbagai berita yang berisi informasi yang tepat dan akurat serta dapat menyakinkan masyarakat akan pentingnya imunisasi. Lalu dukungan pergerakan sasaran ke tempat pelayanan imunisasi pada waktu pelayanan, pihak swasta termasuk dunia usaha untuk terlibat aktif membantu mensukseskan BIAN 2022.

“Saya berharap kegiatan ini dapat dijadikan momentum saling tukar menukar informasi, saling memberikan masukan, meningkatkan koordinasi, kerjasama, dan tali silaturahmi di antara kita sehingga pelaksanaan kegiatan bulan imunisasi anak nasional dapat berjalan dengan maksimal,” ujarnya.(ADV).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *