SketsaIndonesia.co.id, Tangerang – Guna meningkatkan keterampilan dokter dan bidan dalam hal tata laksana dan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Terlebih, memastikan seluruh fasilitas pelayanan kesehatan pertama mampu memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak yang sesuai standar. Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar Pelatihan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal, di Kantor Dinkes Kota Tangerang, Senin (7/8/23).
Kegiatan ini diikuti 30 dokter dan bidan dari fasilitas pelayanan kesehatan pertama yaitu Puskesmas Poned dan Klinik, dengan pelatihan yang berlangsung tiga hari kedepan, dengan menghadirkan narasumber dr Eddy Tonynbee, SpOG untuk kasus kegawatdaruratan maternal dan dr Arif Budiman Sp.A(K) untuk kasus kegawatdaruratan neonatal.
Kepala Dinas Kesehatan, Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni mengungkapkan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi, perlu dilaksanakan secara terpadu dalam menangani permasalahan dan penyakit yang terjadi pada masa hamil, bersalin, nifas dan bayi neonatus. “Dalam menangani kegawatdaruratan diperlukan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir,” ujar dr Dini.
Tambahnya, salah satu faktor utama yang akan menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan tersebut adalah terkait kualitas sumber daya manusia yang melaksanakannya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penguatan kapasitas tenaga kesehatan tersebut, khususnya di fasilitas pelayanan kesehatan pertama melalui pelatihan yang komprehensif dan tepat sasaran.
“Kompetensi yang diharapkan dalam pelatihan ini, merupakan kompetensi tim namun tetap sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Pelatihan berlangsung tiga hari, dimana hari pertama terkait kegawatdaruratan maternal, hari kedua kegawatdaruratan neonatal dan hari terakhir pada Rabu (9/8) mendatan akan berlangsung praktik klinik,” ungkap dr Dini.
Lanjutnya, dengan adanya pelatihan ini diharapkan petugas fasilitas pelayanan kesehatan pertama dapat kian terampil dalam menangani kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal. “Sehingga, dapat menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi lahir di Kota Tangerang. Tentunya, dengan seluruh pelayanan dan fasilitas yang memadai sesuai standar,” harapnya.(*)