SketsaIndonesia.id, Lampung – Pemerintah Provinsi Banten memamerkan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan inovasi teknologi tepat guna yang berhasil meraih Juara 2 Kategori Unggulan Nasional pada Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional (TTGN) XXIV Tahun 2023 di Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR) Way Halim, Bandar Lampung, Rabu (7/6/2023). “Kita memajang informasi dan produk UMKM khas Provinsi Banten,” ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Provinsi Banten Usman Asshidiqi Qohara.
Usman mengatakan, Gelar TTG Nasional XXIV tersebut, merupakan sarana untuk mendorong inovasi dan kreativitas, khususnya dalam pengembangan Teknologi Tepat Guna yang memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, khususnya masyarakat dan Pemerintah Provinsi Banten dalam mengembangkan teknologi yang dapat memberikan manfaat yang sebesar besarnya, dalam rangka memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, bagi masyarakat Banten, sehingga lebih berdaya dan sejahtera
TTGN ini juga menjadi ajang unyuk mempromosikan produk UMKM khas Provinsi Banten,” tambahnya.
Berada di dekat pintu keluar-masuk arena, stand Provinsi Banten cukup luas. Tiga stand menjadi satu Informasi daerah. Produk UMKM yang dipajang mulai dari mainan anak yang sudah ber-SNI, pin, gantungan kunci, jajanan khas Banten seperti emping melinjo, emping jengkol, kripik, gipang singkong, kopi, jahe merah gula aren, hiasan dinding, lomar baduy, pupuk kompos dan pakan ikan hasil inovasi teknologi tepat guna serta penerapannya pada ikan air tawar dan tanaman.
Seperti dijelaskan Wahyudi, inovator asal Kota Cilegon peraih prestasi Juara 2 0Kategori Unggulan Nasional Gelar TTGN XXIV 2023, dirinya melakukan inovasi pemanfaatan limbah Rumah Potong Hewan (RPH) sebagai kompos dan pakan ikan.
“Limbah padat berupa kotoran dan sisa pakan hewan untuk bahan kompos organik. Sedangkan limbah cair berupa darah untuk bahan pakan ikan air tawar,” ungkapnya.
“Sebelum tahun 2017, limbah dibuang ke sungai sehingga mencemari lingkungan dan diprotes warga masyarakat,” tambah Wayudi.
Sebagai pekerja di RPH Kota Cilegon, dirinya mengaku berusaha melakukan inovasi untuk mengurangi pencemaran dan protes masyarakat.
“Setiap Hari melihat tumpukan limbah. Agar tidak mengotori dan mencemari lingkungan sehingga bisa dimanfaatkan masyarakat,” ungkapnya
“Masyarakat juga bisa mendapatkan kompos gratis. Sedangkan pakan ikan, harganya juga terjangkau,” tambah Wahyudi
Diakuinya, karena otodidak penelitian untuk pakan ikan selama 7 bulan. Sedangkan untuk kompos selama 5 bulan.
“Yang lama adalah testimoni dari pemakai produk,” ungkapnya
“Selain Kota Cilegon, sebagian sudah dimanfaatkan di Kabupaten Serang dan Kabupaten Pandeglang,” pungkas Wahyudi.
Sementara itu, produk UMKM Lomar Baduy cukup diminati pengunjung. Nining Herawati, pengunjung asal Kab. Kolaka Utara Provinsi Sulawesi Tenggara salah seorang pengunjung yang membeli Lomar Baduy. Selain untuk dipakai oleh dirinya, Nining juga akan menjadikan Lomar Baduy sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan rekan kerjanya. Menurutnya, Lomar Baduy sangat menarik. Paduan warna hitam dan biru merupakan paduan warna yang banyak disenangi orang. “Selain itu, motif batiknya sangat khas,” katanya.(*)