Puluhan Aktivis Bahas Kebinekaan Sambil Kemah

Lainnya, Nasional887 Dilihat

Sketsaindonesia.id, JAKARTA – Sejumlah aktivis lintas generasi berkemping di tempat wisata Sundaj Campfire di area perkebunan teh Dayeuh Manggung, Cilawu Garut. Mereka membahas kebinekaan yang menjadi simbol negara. Sejumlah nama aktivis pergerakan era 70-an hingga era 2000-an, dipastikan hadir di antaranya Hariman Siregar, Masinton Pasaribu, Abidin Fikri, Muhammad Jumhur Hidayat, Syahganda Nainggolan, Ferry Juliantono, Andrianto, Mimih Haeruman, Saef Lukman, Agustiana, Santoso, Marlin Dinamikanto, Dedi Triawan, Nissa Wargadipura, Mahmud Yunus, Zam zam Zomantara, Galih F Qurbany, Ateng Sujana, Deni Ramdhani, dan beberapa aktivis Jawa Barat lainnya. Koordinator Siaga 98 yang jadi penanggung jawab Kemping Aktivis Lintas Generasi Hasanuddin menyampaikan, kegiatan ini sengaja digelar untuk sekadar refleksi pergerakan aktivis sejak tahun 70-an, era reformasi hingga saat ini. “Hanya sekadar refleksi pergerakan, silaturahmi antaraktivis, jarang-jarang kita bisa kumpul dalam suasana yang lebih cair, kemping bersama,” kata Hasanuddin, Sabtu (18/6/2022).

Ia menyampaikan, aktivis yang hadir, saat ini sudah memiliki ruang aktivitas masing-masing, mulai masuk dalam lingkaran pemerintahan, partai politik, hingga penggerak berbagai organisasi. Karena, melalui kemah ini, dirinya berharap silaturahmi antar aktivis bisa terwujud hingga cita-cita reformasi yang dulu diperjuangkan bersama-sama dan keberagaman bangsa ini yang terancam retak karena politik identitas.

Selain itu, dipilihnya Garut sebagai tempat untuk pelaksanaan kegiatan ini karena karena sejarah yang menjadi basis komunikasi antar para aktivis di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Termasuk harapan yang terwujud lewat kemah aktivis lintas generasi ini cita-cita reformasi. Ia berharap terus dikawal oleh para aktivis baik yang berada di lingkaran pemerintah, partai politik, dan penggerak-penggerak organisasi masyarakat. “Salah satu isu yang kita lawan, jabatan presiden tiga periode, sudah selesai, tidak ada lagi pembahasan soal itu, agenda-agenda lain reformasi masih harus terus diperjuangkan,” tambahnya. Senada Tokoh pergerakan Malapetaka Lima Belas Januari (Malari) tahun 1974 Hariman Siregar menambahkan silaturahmi ini bisa tetap menjaga cita-cita reformasi dan simbol negara. Selain itu, lewat pertemuan para aktivis lintas generasi ini, rupanya memang jarang terjadi dalam suasana yang santai. Canda tawa pun mewarnai acara ini yang kebanyakan berisi cerita-cerita aksi unjuk rasa monumental yang digelar oleh para aktivis dalam tiap generasi.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *