SketsaIndonesia.co.id, Tangerang – Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Perhubungan (Dishub) dan PT Tangerang Nusantara Global (TNG) Kota Tangerang telah memiliki dan mengelola transportasi umum, guna memenuhi kebutuhan transportasi di Kota Tangerang yang aman, nyaman dan murah. Transportasi yang dikelola Kota Tangerang ialah Bus Rapid Trans Tangerang Ayo (BRT Tayo) sejak Desember 2019 dan Angkutan Kota Si Benteng sejak Januari 2021.
Diketahui, dengan ini Kota Tangerang merupakan satu-satunya pemerintah daerah di Provinsi Banten, yang mengelola transportasi publik. Kini, menjadi salah satu transportasi lokal yang dibanggakan warga Kota Tangerang.
Sebagai informasi, angkot Si Benteng ini memiliki desain dengan mengusung tema Retro ala 1990-an. Angkot ini, menggunakan basis Suzuki Carry baru. Meskipun begitu, angkot ini menawarkan fasilitas yang cukup mewah di dalamnya, dengan penggunaan AC dan colokan untuk mengisi baterai handphone.
Tercatat, Kota Tangerang mengelola 40 unit BRT Tayo dengan empat koridor dan 80 unit Si Benteng dengan sembilan rute pemukiman. BRT Tayo dan Si Benteng memiliki desain retro ala 1990-an, beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00 – 19.00 WIB. BRT Tayo berkapasitas 25 hingga 30 penumpang dan Si Benteng berkapasitas 12 penumpang. Semuanya, berfasilitas full AC, musik serta CCTV dan pintu otomatis.
Kepala PT TNG, Edi Chandra menjelaskan BRT Tayo memiliki empat koridor dengan 10 unit disetiap koridornya. Yakni, koridor satu rute Poris Plawad-Gor Jatiuwung-Jatake, koridor dua rute Poris Plawad-Cibodas, koridor tiga rute Ciledug-Tangcity dan koridor empat ialah rute Cadas-Pintu Masuk M1 Bandara Soetta.
Sedangkan Si Benteng, kata Edi memiliki sembilan rute dengan empat warna. Diantaranya, rute Gandasari-Gajah Tunggal, Gajah Tunggal-Kampung Ledug, Taman Cibodas-Situ Bulakan, Terminal Cimone-Pasar Lama, Perumahan BTN Pasir Jaya-GOR gandasari.
Selain itu, ada juga rute Terminal Cimone-Koang Jaya, Terminal Cimone-Jalan Dipati Unus-Jalan Ganda Sari, Terminal Cimone-GOR Pabuaran Tumpeng dan terbaru Kavling Perkebunan Raya-RS Melati.
“Si Benteng milik Kota Tangerang ini, memang memiliki konsep rute pemukiman. Sehingga, jalurnya memang masuk ke perbatasan pemukiman, menjadikan angkutan umum utama dari permukiman masyarakat, menuju jalur kota, kawasan perkantoran maupun kawasan pasar,” jelas Edi.
Menikmati fasilitas umum ini, masyarakat hanya perlu membayar ongkos Rp2 ribu jauh dekat. penumpang bisa melakukan pembayaran secara non tunai dengan cara scan QR dari handphone ke barcode yang ditempat di kaca Bus Tayo atau Si Benteng melalui OVO, GoPay, Dana, ataupun Link Aja.
“Tidak sekadar menjadi fasilitas transportasi yang memudahkan dan membanggakan. Kemarin juga digunakan untuk membantu masyarakat saat penyesuaian harga BMM dengan program penggratisan transportasi BRT Tayo dan Si Benteng selama tiga bulan penuh,” katanya.(*)